Jumat, 14 September 2012

Biocoenoese, Thanatocoenoese, dan Infiltrasi pada fosil


Dari kuliah Paleontologi di gedung TVST Ganeca 10 tadi ada 3 istilah baru yang saya dapatkan dari seorang asisten dosen yang saya nilai jago di Paleontologi. Berikut ketiga istilah tersebut beserta penjelasan singkatnya:

1. Biocoenoese/Insitu

     Biocoenoese dapat dikatakan suatu keadaan dimana sisa kehidupan di masa lampau terfosilkan di tempat dimana ia hidup dan dimana ia mati. Misalkan suatu jenis mollusca pada niecenya (niece: tempat hidup spesifik dari suatu organisme dimana ruang lingkupnya lebih sempit dari sekedar habitat). Kemudian mollusca  tersebut mati dan tertimbun sedimen dengan posisi yang tetap. Maka, setelah berumur lebih dari 10.000 tahun dan menjadi fosil, dapat diidentifikasi bahwa terjadi suatu pemfosilan Insitu pada mollusca tersebut.

2. Thanatocoenoese/transported


     Thanatocoenoese merupakan keadaan dimana suatu sisa kehidupan dari makhluk hidup pada masa lampau mengalami pemindahan tempat dari tempat asal ia hidup ke suatu tempat lain sebelum terjadi fosilisasi. Perpindahan yang dialami oleh calon-fosil itu bisa diakibatkan oleh berbagai proses geologi. Secara umum, perpindahan itu terjadi dari suatu tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Logikanya, gaya gravitasi bisa membawa sisa kehidupan itu menuju tempat yang paling rendah dikarenakan tidak adanya  perlawanan untuk tetap berada di tempat hidup asalnya disaat makhluk hidup/sisa kehidupan itu karena sudah mati.

3. Infiltrasi

    Infiltrasi adalah keadaan dimana ditemukan fosil muda dan fosil tua saling bercampur dalam suatu lapisan. beberapa hal yang bisa menyebabkan terjadinya Infiltrasi diantaranya :
      a. Tektonisme
          Pada gambar di bawah, terlihat bahwa Fosil B lebih tua dari fosil A diman fosil B lebih dahulu terendapkan pada lapisan tanah daripada fosil A.
         Kemudian, karena proses tektonik, terjadi sesar atau patahan pada lapisan tanah tersebut seperti gambar berikut :
       dengan begitu, fossil A dan fosil B berada dalam suatu lapisan sehingga terjadi pencampuran dua jenis fosil berbeda umur dalam satu lapisan tanah.
      b. Aktivitas Manusia
      Pada kasus ini, kita mengambil contoh pada pengeboran yang dilakukan ke dalam lapisan tanah seperti gambar berikut :

     Alat bor yang digunakan bisa saja menembus habis lapisan atas seperti di gambar dan mengenai lapisan bawah dimana fosil jenis B terendapkan. dengan begitu, ketika alat bor diangkat, terdapat peluang bagi fosil A untuk dapat masuk ke dalam lapisan bawah dimana fosil B umumnya terndapkan karena adanya bekas lobang yang ditinggalkan oleh bor.

Semoga catatan kuliah ini bermanfaat bagi siapapun yang membaca. Bila ada kesalahan, saya akan senang bila pembaca memberitahu saya agar dapat dikoreksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar